Wednesday 11 March 2009

Sekilas Candi Borobudur


Candi Borobudur adalah candi kuno peninggalan agama Budha dan dibangun sebagai tempat bersemadi, atau untuk mengheningkan cipta. Nama Borobudur berasal dari kata Boro dan Budur. Boro berarti kuil atau candi, dari bahasa sansekerta Byara sedangkan Budur juga dalam bahasa Bali Beduhur yang artinya diatas bukit.
Candi Borobudur dibangun diatas bukit dengan bentuk piramida berundag, candi ini terbuat dari susunan batu jenis andesit yang jumlahnya lebih dari 2.000.000 blok batu. Bangunan atas berbentuk stupa induk dan berlandaskan tiga teras bulat, gaya ini menggambarkan arsitektur India. Sedangkan bagian bawah merupakan bangunan piramidaberundag berbentuk persegi bersudut banyak. Bentuk ini menggambarkan gaya atau arsitektur Jawa, akan tetapi kedua bagian tadi merupakan satu kesatuan dan keseluruhannya menyerupai stupa.
Stupa yang aca di candi borobudur sesuai dengan konsep agama Budha merupakan replika dari alam semesta. Candi Borobudur tidak mempunyai ruangan didalamnya. Kita hanya dapat melihat dan mengaguminya dengan berjalan mengelilingi candi tersebut. Bangunan candi Borobudur terdiri dari tiga bagian besar.
Bagian Pertama, dinamakan Kamadhatu yang menggambarkan alam kehidupan manusia yang sudah dapat mengendalikan hawa nafsu dilambangkan oleh pondasi.

Bagian kedua dinamakan Rupadhatu yang menggambarkan alam kehidupan manusia yang sudah dapat mengendalikan hawa nafsunya akan tetapi masih terikat bentuk.

Bagian ketiga dinamakan Arupadhatu yang menggambarkan alam nirwana atau sunyata dilambangkan 3 teras berbentuk lingkaran.

Archa Budha yang terdapat di Candi Borobudur jumlahnya 504 buah. Didalam stupa berlubang di tiga teras bawah stupa induk terdapat 72 buah arca yang disebut Wajra Satwa.
Didalam relung relung pada tingkat Rupadhatu terdapat arca sebanyak 432 buah yang disebut Dyani Budha. Arca Dyani Budha pada setiap sisi candi mulai dari dinding tingkat 1 smpai tingkat 4 mempunyai sikap tangan yang berbeda. Sikap ini disebut Mudara.
Pada sisi sebelah timur disebut Aksobya dengan sikap tangan Bumi Sparsa yang melambangkan kekuatan iman.
Sisi sebelah Selatan disebut Ratna Sambawa dengan sikap tangan Wara Mudra melambangkan cinta kasih.
Sisi sebelah Barat disebut Amitaba dengan sikap tangan Dyana Mudra yang melambangkan sedang bersemedi.
Sisi sebelah Utara disebut Amogasidha dengan sikap tangan Abhaya Mudra melambangkan tidak takut terhadap bahaya.
Sedangkan pada bagian tengah yang seluruhnya menghadap ke segala arah dinamakan Wairocana dengan sikap tangan Witarka Mudra, melambangkan sikapmenyebarluaskan ajaran ajaran.

No comments:

AmazingCounters.com