Berbagai gambar yang sempat diambil pada pameran dirgantara HUT Penerbad.
Monday, 9 November 2009
Sunday, 8 November 2009
Pameran Helikopter
Sunday, 25 October 2009
Bengkel Rambut
Tuesday, 6 October 2009
Tebu Trangkil
SMA NEGERI PATI
Monday, 5 October 2009
Rumah Karesidenan Pati
Wednesday, 30 September 2009
Roro Mendut Dan Pranacitra
Roro Mendut merupakan salah satu istri dari Tumenggung Wiraguna pada jaman raja Sultan Agung. Dalam babad Sultan Agung diceritakan bahwa Ni mbok Roro Mendut disamping cantik dandanannya serba patut, murah senyum, dan tingkah lakunya berbeda dengan para selirnya. Pada waktu Sultan Agung memerintahkan Tumenggung Wiraguna pada proyek pembendungan Kali Gajah disitu dilakukan berbagai upacara. Tumenggung Wiraguna memanggil orang-orang yang akan dipekerjakannya. Tumenggung Wiraguna dalam mengawasi pekerja atau menunggu proyek sambil bermain judi. Dalam dunia perjudian ini ada sebuah nama yang tidak boleh dilupakan, yaitu Pranacitra. Pranacitra ini tinggal di Batakenceng. Ia termasuk orang kaya dengan koleksi pedang, keris, tombak dan berbagai ternak seperti kambing, itik, ayam, burung merpati, juga seperangkat gamelan. Namun pada saat itu bagus Pranacitra sedang prihatin sakit panasnya kumat. Berita sakitnya Pranacitra ini telah tersebar kepada kawan kawan seperjudiannya. Sehingga kawan kawan nya salah satunya bernama Bagus Jalar memberikan nasehat untuk membeli rokok dari Wirogunan, mbok Roro Mendut penjualnya. Mereka cerita pada Bagus Lola anak Pranacitra kalau sakit menginya sembuh setelah diobati rokok dari Wirogunan tersebut. Lalu Bagus Lola dan Bagus Jalar masuk rumah menemui Pranacitra yang telah sakit parah. Disampaikannya untuk diobati dengan rokok wangi mbok Roro Mendut penjualnya. Pranacitra pasrah saja dan menuruti saran dari Bagus Jalar untuk membelikan rokok wangi nya Roro Mendut. Dengan memberikan uang, Pranacitra berkata. “ Jalar, belikanlah saya rokok wangi itu. Jika nanti dapat sembuh, sungguh saya bernadar. Saya akan membeli sendiri rokok wangi itu dan saya menginap semalam disana”. Cepat-cepat Jalar berangkat membeli rokok itu. Roro Mendut penjual rokok itu, terkenal kecantikannya. Siapapun yang melihatnya akan jatuh cinta.
Ketika itu Jalar tiba disana dan berkata; “Saya mau membeli rokok seratus ringgit. Berilah dua batang rokok saja”. Roro Mendut tersenyum serta mengerling. Katanya kemudian, “Saya tidak menawarkan, jika membeli sebatang berkatalah sebatang. Orang orang antri membeli rokok di warung Roro Mendut. Tetangga tetangganya pada heran melihat larisnya rokok dagangan Roro Mendut. Beberapa saat kemudian Jalar menyambung percakapannya, “aduh, mbok Roro, perkenankanlah sekali ini saya dan tujuan saya hanyalah untuk obat. Kiai sakit nafas”. “Kiai siapa yang dimaksudkan itu?”. “ Ki Pranacitra yang bertempat tinggal di Batakencang. Ia adalah botoh yang terkenal, tetapi sekarang tidak dapat menghadiri persabungan”. “Tetapi mengapa ia berani membeli rokok dengan harga yang mahal?”. “Ya malah bernadar, jika ternyata dapat sembuh, ia
Tuesday, 29 September 2009
Jembatan Kali Godhi
Pasar Puri
Rumah Pemotongan Hewan
Pentol Godhi
Monday, 28 September 2009
Pentol Blaru
Monday, 14 September 2009
Istana Bogor
Wednesday, 2 September 2009
Touring BKM KMS

Wednesday, 19 August 2009
Gerabah Nglipoh


Thursday, 14 May 2009
Es Durian

Bebek Garong

Monday, 30 March 2009
Kecap LELE Khas Pati
Tuesday, 24 March 2009
Buah Kemundung
Thursday, 19 March 2009
Jajan Tradisional
Memilih Madu Murni
Wednesday, 11 March 2009
Sekilas Candi Borobudur

Candi Borobudur dibangun diatas bukit dengan bentuk piramida berundag, candi ini terbuat dari susunan batu jenis andesit yang jumlahnya lebih dari 2.000.000 blok batu. Bangunan atas berbentuk stupa induk dan berlandaskan tiga teras bulat, gaya ini menggambarkan arsitektur India. Sedangkan bagian bawah merupakan bangunan piramidaberundag berbentuk persegi bersudut banyak. Bentuk ini menggambarkan gaya atau arsitektur Jawa, akan tetapi kedua bagian tadi merupakan satu kesatuan dan keseluruhannya menyerupai stupa.
Stupa yang aca di candi borobudur sesuai dengan konsep agama Budha merupakan replika dari alam semesta. Candi Borobudur tidak mempunyai ruangan didalamnya. Kita hanya dapat melihat dan mengaguminya dengan berjalan mengelilingi candi tersebut. Bangunan candi Borobudur terdiri dari tiga bagian besar.
Bagian Pertama, dinamakan Kamadhatu yang menggambarkan alam kehidupan manusia yang sudah dapat mengendalikan hawa nafsu dilambangkan oleh pondasi.
Bagian kedua dinamakan Rupadhatu yang menggambarkan alam kehidupan manusia yang sudah dapat mengendalikan hawa nafsunya akan tetapi masih terikat bentuk.
Bagian ketiga dinamakan Arupadhatu yang menggambarkan alam nirwana atau sunyata dilambangkan 3 teras berbentuk lingkaran.
Archa Budha yang terdapat di Candi Borobudur jumlahnya 504 buah. Didalam stupa berlubang di tiga teras bawah stupa induk terdapat 72 buah arca yang disebut Wajra Satwa.
Didalam relung relung pada tingkat Rupadhatu terdapat arca sebanyak 432 buah yang disebut Dyani Budha. Arca Dyani Budha pada setiap sisi candi mulai dari dinding tingkat 1 smpai tingkat 4 mempunyai sikap tangan yang berbeda. Sikap ini disebut Mudara.
Pada sisi sebelah timur disebut Aksobya dengan sikap tangan Bumi Sparsa yang melambangkan kekuatan iman.
Sisi sebelah Selatan disebut Ratna Sambawa dengan sikap tangan Wara Mudra melambangkan cinta kasih.
Sisi sebelah Barat disebut Amitaba dengan sikap tangan Dyana Mudra yang melambangkan sedang bersemedi.
Sisi sebelah Utara disebut Amogasidha dengan sikap tangan Abhaya Mudra melambangkan tidak takut terhadap bahaya.
Sedangkan pada bagian tengah yang seluruhnya menghadap ke segala arah dinamakan Wairocana dengan sikap tangan Witarka Mudra, melambangkan sikapmenyebarluaskan ajaran ajaran.
Tuesday, 10 March 2009
Sejuta Lilin di Borobudur

